INNEKE ARMANT

 PANTUN

Inneke Armant

2011101014


Bibit tua mudah tumbuh 

Tanam sebiji Ketika pagi

Semoga kamu lekas sembuh 

Supaya kita bisa berkumpul lagi



PUISI MODERN


Cinta sembunyi


Wahai bulan purnama

Yang indah lagi sempurna 

Cahayanya tak bisa diungkap dengan kata-kata

Bawalah hati ini menuju sang pencipta


Malam yang indah 

Berpayungkan cahaya rembulan

Ditemani gemerlap bintang

Yang seakan enggan terbitnya fajar


Saat angin menari menyelimuti tubuhku

Hangatnya sinar rembulan menambah suasana malam itu

Kau tersenyum saat sang purnama bersinar

Membuat rasa damai pada hati yang terbebani


Bintang hati yang duduk disampingku

Engkau laksana samudera yang menuntunku menuju tepian

Engkau laksana rembulan yang menerangi gelapnya hati

Yang memberikan cahaya terang atas segala keresahan yang ku alami


Tanpa kau sadari 

Semua itu terjadi 


CERPEN


Di sebuah kota besar, terdapat seorang pemuda bernama Fahmi. Di luar, ia terlihat seperti orang yang sangat ceria. Namun, di dalam hatinya ia terjebak dalam kegelapan yang tak terbayangkan. Kehidupan yang tertekan Fahmi selalu merasa tidak cukup. Sejak kecil, ia dibesarkan dengan ekspektasi tinggi dari orang tuanya. "Kamu harus jadi yang terbaik," kata ibunya setiap kali ia mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Tekanan ini terus berlanjut hingga dewasa membuat fahmi merasa seolah-olah hidupnya adalah serangkaian kegagalan.


Setiap malam, setelah pulang kerja ia duduk sendirian di apartemennya yang kecil. Terbayang bayang suara tawa teman-temannya yang merayakan keberhasilan hanya membuatnya semakin merasa terasing. Ia merasa seperti aktor dalam drama yang tidak pernah ingin ia mainkan. Dalam pikirannya, muncul pikiran gelap “Apakah hidup ini layak dijalani?"


Suatu malam, setelah menghadiri sebuah acara perusahaan di mana semua orang tampak bahagia dan sukses, Fahmi pulang dengan perasaan hampa karena merasa dirinya gagal tidak seperti teman-temannya, pekerjan dan social yang juga membuat ia tertekan. Ia membuka laptopnya dan mulai menulis surat-surat perpisahan untuk dunia yang telah memberinya begitu banyak rasa sakit. "Maafkan aku," tulisnya. "Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi aku tidak bisa lagi melawan rasa sakit ini, hidupku tidak berguna tidak ada artinya" Dengan air mata mengalir di pipinya, Fahmi merasa bahwa bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar dari penderitaannya. Ia merencanakan segalanya dengan hati-hati mencari tempat yang sepi dan tenang untuk mengakhiri hidupnya.


Namun, sebelum ia mengambil langkah terakhirnya, Fahmi melewati taman dekat apartemennya lalu ia berkunjung ke taman itu untuk terakhir kalinya menghabiskan waktu di dunia. Malam itu, bintang-bintang bersinar cerah di langit. Saat ia duduk di bangku taman, seorang wanita tua mendekatinya. "Anak muda, mengapa wajahmu tampak begitu muram?" tanya wanita itu dengan lembut. Fahmi terkejut oleh perhatian yang tiba-tiba ini. Awalnya ia merasa canggung akan orang asing tersebut, hingga akhirnya ia menceritakan sedikit tentang beban hidupnya dan bagaimana ia merasa terjebak dalam kegelapan.


Wanita tua itu mendengarkan dengan seksama dan berkata "Kau tahu, hidup ini seperti taman. Terkadang kita harus melewati musim dingin sebelum melihat bunga-bunga bermekaran."

Kata-kata wanita itu menyentuh hati Fahmi. Ia mulai merenungkan hidupnya dan semua hal baik yang pernah ia alami teman-teman yang peduli padanya, momen-momen kecil kebahagiaan yang sering kali terabaikan. Wanita tua itu melanjutkan,"Setiap orang memiliki permasalahan atas hidupnya sendiri dan perjuangan mereka sendiri. Yang penting adalah bagaimana kita menghadapi semua itu, percayalah kita sudah melakukan hal yang terbaik, tidak perlu memikirikan orang lain yang terpenting adalah hidup kita sendiri, sebab kita yang menjalakan hidup ini, kau tahu sebelum kita dilahirkan tuhan menanyakan 77x apakah kita mampu untuk dilahirkan ke bumi, jika kau berada disini, aku yakin kamu mampu melewati masalah-masalah yang ada di dunia ini." Setelah berbincang-bincang cukup lama, wanita itu pamit dan meninggalkan Fahmi dengan pikiran baru. Ia menyadari bahwa mungkin ada harapan meskipun hidup terasa gelap.


Setelah pertemuan itu, Fahmi mulai mencari cara untuk memperbaiki hidupnya dan yakin bahwa ia mampu melewati semua ini. Ia menghubungi seorang konselor dan mulai menjalani terapi untuk mengatasi rasa depresi dan tekanan yang selama ini membebani pikirannya. Prosesnya tidak mudah ada kalanya ia merasa ingin menyerah lagi. Namun, dengan dukungan dari konselor dan teman-temannya, Fahmi belajar untuk mengenali nilai dirinya sendiri tanpa membandingkan diri dengan orang lain.


Hari demi hari berlalu, dan meskipun perjalanan pemulihannya penuh liku-liku, Fahmi mulai menemukan kembali kebahagiaannya. Ia membuka tulisan yang ia tulis pada mlam kelam itu dan ia mulai menulis lagi bukan hanya tentang kesedihan tetapi juga tentang harapan dan perubahan hidup ia. Suatu malam di taman yang sama tempat ia bertemu wanita tua itu, Fahmi menatap bintang-bintang dan tersenyum. Ia tahu bahwa hidup tidak selalu mudah, tetapi sekarang ia memiliki cara untuk menghadapinya.


Dalam kegelapan yang pernah menyelimutinya, Fahmi menemukan cahaya cahaya harapan yang membuatnya ingin terus berjuang untuk hidup. Ia menyadari bahwa setiap hari adalah kesempatan baru untuk tumbuh dan belajar mencintai dirinya sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

YUDI RAHMAT SYAHPUTRA

M. FALIH I'TISHAM KHULUQI

KAISAR ANANDA GINTING